BALIMAU KASAI KHAS KAMPAR, RIAU
Sumber :
https://www.google.co.id
Balimau
Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di
Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya
dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini
selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga
merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi
dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat
disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan
jeruk kapas.
Sedangkan
kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat
Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam
rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
Sebenarnya
upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan Ramadan tidak hanya
dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal
dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama
Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat juga dikenal istilah yang
hampir mirip, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan, tambahan kata
potang mamogong mempunyai arti menjelang petang karena menunjuk waktu
pelaksanaan acara tersebut.
Tradisi
Balimau Kasai di Kampar, konon telah berlangsung berabad- abad lamanya sejak
daerah ini masih di bawah kekuasaan kerajaan. Upacara untuk menyambut
kedatangan bulan Ramadan ini dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan.
Namun ada juga anggapan lain yang mengatakan bahwa upacara tradisional ini berasal
dari Sumatera Barat. Bagi masyarakat Kampar sendiri upacara Balimau Kasai
dianggap sebagai tradisi campuran Hindu- Islam yang telah ada sejak Kerajaan
Muara Takus berkuasa.
Keistimewaan
Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas.
Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan masyarakat Kampar dan
sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai (Sungai Kampar) untuk
melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai,
ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama yang oleh masyarakat sering
disebut makan majamba.
Komentar
Posting Komentar